Rabu, 18 Januari 2012

Eperisone hydrochloride, Efektif dan Aman Digunakan pada Kasus LBP


Nyeri punggung bawah atau  Low Back Pain (LBP) dapat  dikarenakan kekakuan atau cedera terbatas pada otot dan struktur sendi lainnya,  juga beberapa  proses peradangan di dalam rongga tulang panggul, proses sumbatan pada saluran kemih ataupun cedera yang langsung mengenai saraf yang ada di sekitar lokasi tersebut.
Kekakuan otot dan tulang ini, perlu dikurangi dengan pemberian relaksasi otot (muscle relaxant), dan salah satu alternatif perelaksasi otot adalah eperisone hydrochloride. Suatu studi eperisone di India baru-baru ini, yang dilakukan oleh para peneliti dipimpin oleh Dr. Chandanwale, menunjukkan hasil yang baik dalam mengurangi gejala tersebut sebagaimana yang dipublikasikan dalam jurnal Postgraduate Medicine  edisi 2011.

Dalam studi tersebut, peneliti mengevaluasi efikasi dan tolerabilitas eperisone pada pasien dengan kekakuan musculoskeletal akut  (acute musculoskeletal spasm) yang berkaitan dengan  nyeri punggung bawah  (low back pain). Eperisone hydrochloride yang merupakan preparat untuk relaksasi otot yang bersifat sentral, dengan mekanisme menghambat jalur refleks nyeri, dan mempunyai efek vasodilator.  

Desain dan set penelitian bersifat  prospektif, randomisasi, tersamar ganda, kontrol plasebo, dan multisenter yang dikumpulkan dari 5 pusat perawatan ortopedik tersier di seluruh  India. Dengan subyek penelitian sebanyak 240 pasien baik pria dan wanita dengan usia antara 18-60 tahun dengan gejala kekakuan otot dan tulang akut yang disebut juga  acute musculoskeletal spasm (AMSP) dengan low back pain (LBP) yang disebabkan  spondylosis deformansprolapsed disc atau muscle sprain.   Sebagai  penilaian  yang dikerjakan untuk  finger-to-floor distance (FFD), lumbar pain, Lasegue's sign, kekakuan otot vertebra, memerlukan pertolongan pengobatan dan respon terapi untuk efikasi dan tolerabilitas.  

Analisa statistik dilakukan data Parametrik yang dianalisa dengan  't' test dan  ANOVA, sedangkan data  non-parametrik dianalisa menggunakan tes Mann-Whitney 'U'  dan tes Kruskall-Wallis. Proporsi perbandingan menggunakan  tes Fischer's (Chi-square).

Hasil 240 orang pasien yang secara randomisasi menerima  eperisone 150 mg/ hari dalam 3 dosis terbagi (n=120) atau (n=120) selama 14 hari,  didapatkan 225 pasien (eperisone, 112 and plasebo, 113) yang menyelesaikan lengkap studi dan 15 orang yang tidak menyelesaikan secara lengkap. Didapatkan perbaikan yang lebih besar secara bermakna  pada FFD (P<0,001) dari  baseline pada hari ke- 14 dengan eperisone yakni 150,66 ke  41,75 dibandingkan dengan plasebo yakni 138,51 ke 101,60. Perbaikan pada parameter lainnya juga lebih besar pada kelompok eperisone.  Untuk terapi 89 pasien (79.46%) terapi menunjukkan rate baik – memuaskan dengan eperisone dibandingkan 43 pasien (38,05%) dengan plasebo.  Nausea, nyeri perut, sakit kepala dan dizziness  merupakan efek samping yang ditemukan pada kedua kelompok pengobatan. Obat darurat diperlukan pada 40 pasien eperisone (35,71%) dan  83 pasien plasebo (73,45%). 

Kesimpulan penelitian, bahwa penggunaan Eperisone hydrochloride  efektif dan dapat ditoleransi dengan baik pada pasien  AMSP dengan LBP.

0 komentar:

Posting Komentar