Nyeri punggung bawah atau Low Back Pain (LBP) dapat dikarenakan kekakuan atau cedera terbatas pada otot dan struktur sendi lainnya, juga beberapa proses peradangan di dalam rongga tulang panggul, proses sumbatan pada saluran kemih ataupun cedera yang langsung mengenai saraf yang ada di sekitar lokasi tersebut.
Kekakuan otot dan tulang ini, perlu dikurangi dengan pemberian relaksasi otot (muscle relaxant), dan salah satu alternatif perelaksasi otot adalah eperisone hydrochloride. Suatu studi eperisone di India baru-baru ini, yang dilakukan oleh para peneliti dipimpin oleh Dr. Chandanwale, menunjukkan hasil yang baik dalam mengurangi gejala tersebut sebagaimana yang dipublikasikan dalam jurnal Postgraduate Medicine edisi 2011.
Dalam studi tersebut, peneliti mengevaluasi efikasi dan tolerabilitas eperisone pada pasien dengan kekakuan musculoskeletal akut (acute musculoskeletal spasm) yang berkaitan dengan nyeri punggung bawah (low back pain). Eperisone hydrochloride yang merupakan preparat untuk relaksasi otot yang bersifat sentral, dengan mekanisme menghambat jalur refleks nyeri, dan mempunyai efek vasodilator.
Dalam studi tersebut, peneliti mengevaluasi efikasi dan tolerabilitas eperisone pada pasien dengan kekakuan musculoskeletal akut (acute musculoskeletal spasm) yang berkaitan dengan nyeri punggung bawah (low back pain). Eperisone hydrochloride yang merupakan preparat untuk relaksasi otot yang bersifat sentral, dengan mekanisme menghambat jalur refleks nyeri, dan mempunyai efek vasodilator.
Desain dan set penelitian bersifat prospektif, randomisasi, tersamar ganda, kontrol plasebo, dan multisenter yang dikumpulkan dari 5 pusat perawatan ortopedik tersier di seluruh India. Dengan subyek penelitian sebanyak 240 pasien baik pria dan wanita dengan usia antara 18-60 tahun dengan gejala kekakuan otot dan tulang akut yang disebut juga acute musculoskeletal spasm (AMSP) dengan low back pain (LBP) yang disebabkan spondylosis deformans, prolapsed disc atau muscle sprain. Sebagai penilaian yang dikerjakan untuk finger-to-floor distance (FFD), lumbar pain, Lasegue's sign, kekakuan otot vertebra, memerlukan pertolongan pengobatan dan respon terapi untuk efikasi dan tolerabilitas.
Analisa statistik dilakukan data Parametrik yang dianalisa dengan 't' test dan ANOVA, sedangkan data non-parametrik dianalisa menggunakan tes Mann-Whitney 'U' dan tes Kruskall-Wallis. Proporsi perbandingan menggunakan tes Fischer's (Chi-square).
Hasil 240 orang pasien yang secara randomisasi menerima eperisone 150 mg/ hari dalam 3 dosis terbagi (n=120) atau (n=120) selama 14 hari, didapatkan 225 pasien (eperisone, 112 and plasebo, 113) yang menyelesaikan lengkap studi dan 15 orang yang tidak menyelesaikan secara lengkap. Didapatkan perbaikan yang lebih besar secara bermakna pada FFD (P<0,001) dari baseline pada hari ke- 14 dengan eperisone yakni 150,66 ke 41,75 dibandingkan dengan plasebo yakni 138,51 ke 101,60. Perbaikan pada parameter lainnya juga lebih besar pada kelompok eperisone. Untuk terapi 89 pasien (79.46%) terapi menunjukkan rate baik – memuaskan dengan eperisone dibandingkan 43 pasien (38,05%) dengan plasebo. Nausea, nyeri perut, sakit kepala dan dizziness merupakan efek samping yang ditemukan pada kedua kelompok pengobatan. Obat darurat diperlukan pada 40 pasien eperisone (35,71%) dan 83 pasien plasebo (73,45%).
Kesimpulan penelitian, bahwa penggunaan Eperisone hydrochloride efektif dan dapat ditoleransi dengan baik pada pasien AMSP dengan LBP.
Sumber: http://adf.ly/5KgHp
0 komentar:
Posting Komentar