Tersedia beberapa pilihan obat untuk penanganan eksaserbasi asma akut, di antaranya agonis beta-2 adrenergik inhalasi, dosis tinggi, pemberian berulang (misalnya, levalbuterol dan albuterol), antikolinergik inhalasi (misalnya, ipratropium), terapi cairan, dan pemberian oksigen. Sementara itu, kortikosteroid sistemik diindikasikan pada kasus eksaserbasi asma akut untuk mengatasi peradangan saluran napas atau untuk pasien yang tidak memberikan respons yang segera atau adekuat terhadap terapi konvensional.
Pasien yang memerlukan stabilisasi di unit gawat darurat dan/atau kemudian dirawat di rumah sakit dengan peak expiratory flow<25% dari yang diharapkan sebaiknya diberikan kortikosteroid IV. Dalam kasus eksaserbasi asma akut, memang lebih umum jika diberikan kortikosteroid IV dibandingkan dengan kortikosteroid inhalasi, tetapi beberapa studi menunjukkan bahwa pemberian steroid oral maupun IV pada pasien dewasa memberikan hasil yang serupa.
Dosis optimal methylprednisolone IV dalam eksaserbasi asma akut derajat berat belum ditetapkan, tetapi sebagian besar ahli merekomendasikan methylprednisolone 60 – 80 mg dalam 3 – 4 dosis terbagi selama 48 jam, dilanjutkan 30 – 40 mg/hari sampai peak expiratory flow mencapai 70% nilai yang diharapkan.
Pemberian kortikosteroid IV lebih disukai dibanding dengan terapi oral pada ekserbasi asma yang berat pada pasien gangguan pernapasan akut yang, atau akan, mengalami henti napas, pada pasien yang dirawat di ICU, ketika terapi oral tidak dapat dimulai atau ditoleransi, atau absorpsi oral terganggu.
Dalam praktiknya, dosis methylprednisolone IV yang lebih tinggi boleh jadi pernah digunakan. Namun, studi menunjukkan bahwa pemberian dosis yang lebih tinggi ternyata tidak memberikan manfaat tambahan.
Sumber: http://adf.ly/5KfRl
0 komentar:
Posting Komentar