This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Selasa, 04 September 2012

Primary Care Stroke Program Mengurangi Kebutuhan Akan Perawatan Jangka Panjang

Stroke adalah salah satu penyebab penting yang membuat disabiliti pada orang dewasa, dan penulis dari penelitian ini memberikan review untuk modifikasi faktor resiko dari stroke. Sekitar 90% stroke terdapat 10 faktor resiko. Penanganan dan modifikasi hipertensi arterial, merokok, diabetes mellitur, atrial fibrialasi dan dislipedimia telah terbukti mengurangi resiko stroke.
Akan tetapi, terdapat bukti meskipun sedikit modifikasi aktifitas fisik, obesitas, ketergantungan alkohol dan hiperkolesterolmia mengurangi juga resiko stroke, meskipun kehadiran faktor tersebut berhubungan dengan resiko tinggi stroke.
Jika modifikasi dari faktro resiko primer dapat mengurangi resiko stroke, tipe intervensi ini juga bisa mengurangi resiko ketergantungan perawatan jangka panjang. Penelitian yang dilakukan oleh Bickel dan kolega berusaha menjawab pertanyaan ini.

Selasa, 10 Juli 2012

Flunarizine Bermanfaat untuk Penanganan Migraine pada Anak

Migren merupakan salah satu masalah umum pada anak. Perkiraan prevalensi pada anak usia prasekolah dan usia sekolah berkisar antara 3,2%-10,6%. Meskipun tingkat keparahan dari penyakit ini pada anak tidak sebesar pada orang dewasa, migren dapat menganggu kehidupan normal anak dan orang tua. Kadang kala, bermacam jenis migren, termasuk hemiplegia yang diidentifikasikan sebagai kondisi autosom dominan dan migren basiler, dapat terjadi dan dapat menyebabkan defisit neurologis fokal.

Banyak obat yang dapat digunakan untuk mencegah migren seperti beta-blocker, antikonvulsan, antiinflamasi non-steroid dan antidepresan. Obat penghambat saluran kalsium telah disetujui sebagai obat pencegahan migren yang efektif pada orang dewasa. Studi terbaru yang dilakukan oleh Dr. Mohamed dan kolega menunjukkan bahwa flunarizine memberikan manfaat untuk penanganan migraine pada anak, studi yang dipublikasikan dalam Developmental Medicine & Child Neurology tahun 2012 ini bertujuan untuk melaporkan pengalaman pada satu pusat pelayanan kesehatan tentang efek flunarizine pada migren anak dengan fokus pada keamanan dan efektivitasnya.

Peneliti melakukan audit observasi retrospektif pada 72 anak (40 anak laki-laki dan 32 anak wanita dengan rerata usia 13 tahun; kisaran usia 1 tahun 6 bulan hingga 17 tahun) pada unit pediatri-neurologi tertier antara tahun 1998 dan 2009. Anak-anak diikutsetakan di dalam penelitian jika didiagnosis mengalami migren dan setidaknya menjalani satu penilaian follow up dan setidaknya 3 bulan diterapi dengan flunarizine.

Dari 102 anak yang diidentifikasi, 30 orang dikeluarkan dari penelitian karena tidak ada data mengenai hasil (n =13), bukan penderita migren (n =9), catatan medis hilang (n =4), atau durasi pengobatan tidak adekuat (n =4). Dari kohort akhir (72 anak), 44 anak mengalami migren tanpa aura, 15 mengalami migren dengan aura atau setara dengan migren anak, delapan mengalami migren hemiplegi sporadis, dan lima mengalami migren hemiplegi familial. Usia median adalah 13 tahun dan median durasi migren adalah 48 bulan. Dosis awal adalah 5 mg. Dosis lain yang digunakan adalah 2,5 mg (tiga anak), 7,5 mg (satu anak), dan 10 mg (enam anak). Durasi perawatan adalah 12 bulan.

Keberhasilan pencegahan, yang dinilai dengan setidaknya 50% penurunan pada frekuensi serangan, terlihat pada 57% (41/72). Angka respons lebih tinggi di antara anak yang mengalami migren hemiplegi (85%) dibandingkan anak yang tidak mengalami migren hemiplegi (51%). Efek samping terlihat pada 15 anak (21%) (depresi, n =6; peningkatan berat badan/nafsu makan, n =5; kelelahan/mengantuk, n =2, dan perburukan sakit kepala, n =2) dan menyebabkan penghentian pengobatan pada 13 anak.

Dari penelitian kohort pada anak dengan migren ini, flunarizine tampaknya lebih efektif pada anak dengan migren hempilegia. Efek samping terlihat pada 1/5 anak yang mentebabkan penghentian pengobatan sebesar 18%.(SFN)


Referensi:
Mohamed BP, Goadsby PJ, Prabhakar P. Safety and efficacy of flunarizine in childhood migraine: 11 years' experience, with emphasis on its effect in hemiplegic migraine. Dev Med Child Neurol. 2012 Mar;54(3):274-7.


Asam Hialuronat Bermanfaat untuk Penyembuhan Luka Pembedahan maupun Luka Kronik

Hyaluronic asam (HA) adalah polisakarida yan gumum terdapat pada sebagian besar spesies dan ditemukan di banyak bagian dalam tubuh manusia, termasuk kulit dan jaringan lunak. Suatu review sistemik dan meta-analisis yang dipublikasikan dalam jurnal Wound Repair and Regeneration Mei 2012 ini, menujukkan bahwa pemberian asam hialuronat memberikan mamfaat pada akselerasi penyembuhan dari luka bakar, luka pembedahan maupun luka kronik.

Meta-analisis tersebut bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan derivatif HA dalam penyembuhan luka bakar, bedah epitel, dan luka kronis. Sembilan studi diidentifikasi, yang memenuhi kriteria pencarian dan parameter penilaian utama adalah hasil klinis yang lengkap, persentase pengurangan ukuran dari proses penyembuhan luka pada kelompok yang menggunakan HA vs baik komparator aktif atau pasif. Dari yang ditemukan, sebagian besar studi terkontrol acak (delapan dari sembilan) yang HA derivatif secara signifikan meningkatkan penyembuhan luka vs terapi tradisional atau plasebo (baik melalui penyembuhan lengkap atau penurunan yang signifikan dalam ukuran luka) yang terjadi dari luka bakar, insufisiensi vena , diabetes, insufisiensi neuropatik, dan bedah penghapusan lapisan epitel (untuk penghapusan tato). Dalam studi lainnya yang tersisa, satu rumusan HA dibandingkan dengan yang lain, dengan konsentrasi yang lebih tinggi menunjukkan karakteristik yang lebih baik. Selanjutnya, ditemukan pada meta-analisis pada subset dari pasien dengan ulkus kaki diabetik (neuropati) bahwa derivat HA menyembuh jenis luka ini secara signifikan lebih cepat dari perawatan standar.

Studi-studi ini dalam acara agregat menunjukkan bahwa derivat HA mempercepat proses penyembuhan pada luka bakar, luka bedah epitel, dan luka kronis.

Referensi: Hyaluronic acid derivatives and their healing effect on burns, epithelial surgical wounds, and chronic wounds: A systematic review and meta-analysis of randomized controlled trials; Voigt J, Driver VR; Wound Repair and Regeneration 20 (3), 317-31 (May 2012)


Ringer Acetate untuk Pasien Sepsis Berat

Cairan intravena adalah terapi utama yang digunakan untuk menangani pasien dengan hipovolemia yang disebabkan oleh sepsis berat. Studi terbaru, menunjukkan bahwa pemberian ringer acetate pada pasien sepsis berat memberikan efek yang lebih baik. Hal ini merupakan kesimpulan dari studi yang dilakukan oleh Dr. Perner dan kolega yang dipblikasikan dalam New England Journal of Medicine tahun 2012 ini.

Studi tersebut dilakukan secara acak dan tersamar ganda terhadap 798 pasien dengan sepsis berat di ICU yang memerlukan resusitasi cairan dan diberikan HES 6% 130/0,4 atau Ringer’s Acetate dengan dosis 33 mL/kgBB ideal/hari. Parameter yang dinilai adalah angka mortalitas dan juga fungsi ginjal setelah 90 pasca-pengelompokan acak pemberian cairan.

Hasil dari studi tersebut, jumlah pasien yang menerima blood products lebih banyak secara bermakna pada kelompok ringer’s acetate dibandingkan dengan kelompok HES (p=0,002). Angka mortalitas secara bermakna lebih tinggi pada kelompok HES jika dibandingkan dengan kelompok ringer’s acetate (p=0,03). Jumlah pasien yang menerima terapi pengganti ginjal lebih banyak secara bermakna pada kelompok HES jika dibandingkan dengan kelompok ringer’s acetate (p0,04). Jumlah pasien yang mengalami perdarahan hebat lebih banyak secara bermakna pada kelompok HES jika dibandingkan dengan kelompok ringer’s acetate (p=0,09).

Kesimpulan: Pemberian Ringer’s Acetate lebih baik jika dibandingkan dengan HES 6% 130/0,4 pada pasien dengan sepsis berat. Pemberian HES 6% 130/0,4 pada pasien dengan sepsis berat meningkatkan angka mortalitas pada hari ke-90 dan juga peningkatan kebutuhan terapi pengganti ginjal jika dibandingkan dengan pasien yang menerima Ringer’s Acetate.


Referensi: Perner A, Haase N, Guttormsen AB, Tenhunen J, Klemenzson G, Aneman A, et al. Hydroxyethyl starch 130/0.4 versus ringer’s acetate in severe sepsis. N Engl J Med. 2012. DOI: 10.156.NEJMoa1204242.

Kuadripel Terapi, Levofloxacin 5 Hari Efektif dan Aman untuk Eradikasi Helicobacter pylori

Helicobacter pylori telah menjadi resisten terhadap agen antimikroba, sehingga akan menurunkan angka eradikasi. Regimen sequensial 10 hari yang menggunakan levofloxacin memberikan hasil yang efisien, aman dan ekonomis untuk eradikasi H. pylori pada daerah-daerah yang mempunyai prevalensi tinggi dalam hal resistensi terhadap clarithromycin. Dari studi non-inferioritas terbaru yang dilakukan oleh Dr. Alessandro Federico dan kolega dari Dipartimento Medico Chirurgico di Internistica Clinica e Sperimentale ed UOC di Gastroenterologia e, Napoli, Italy yang telah dipublikasikan dalam jurnal Gastroenterology Juli 2012 ini menunjukkan bahwa pemberian levofloxacin yang dikombinasikan dengan 3 macam obat lainnya memberikan efektivitas sebanding dengan tripel terapi dengan levofloxacin untuk eradikasi H. pylori.

Dalam penelitian ini kelompok responden yang positif terinfeksi H. pylori secara acak mendapatkan terapi 5 hari bersamaan (esomeprazole 40 mg dua kali sehari, amoksisilin 1 g dua kali sehari, levofloxacin 500 mg dua kali sehari, dan tinidazol 500 mg dua kali sehari, n = 90) atau 10 hari terapi sekuensial (esomeprazole 40 mg dua kali sehari, amoksisilin 1g dua kali sehari selama 5 hari diikuti dengan esomeprazole 40 mg dua kali sehari, levofloxacin 500 mg dua kali sehari, dan tinidazol 500 mg dua kali sehari selama 5 hari, n = 90). Resistensi antimikroba dinilai dengan E-test. selain itu efikasi, efek samping, dan biaya juga di evaluasi.

Dari analisis ITT (Intention-to-treat) menunjukkan tingkat eradikasi H.pylori yang sebanding untuk kelompok terapi kuadripel (92,2%; 95% [CI], 84,0% -95,8%) dan terapi sekuensial (93,3%, 95% CI, 86,9% -97,3%). Sedangkan analisis per-protokol, angka eradikasi menunjukkan hasilnya 96,5% (95% CI, 91% -99%) untuk terapi bersamaan dan 95,5% untuk terapi sekuensial (95% CI, 89,6% -98,5%). Perbedaan antara pengobatan bersamaan dan sequensial adalah 1,1% pada ITT studi (95% CI; -7,6% menjadi 9,8%) dan -1,0% dalam analisis per protokol (95% CI; -8,0% menjadi 5,9 %). Prevalensi resistensi antimikroba dan kejadian efek samping sebanding diantara kedua kelompok. Namun teraapi konkomitan (bersamaan) menghemat biaya sebesar 9 dolar jika dibandingkan dengan terai sequensial.

Berdasarkan studi tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa levofloxacin yang diberikan dengan terapi kuadripel selama 5 hari memberikan efektivitas dan keamanan yang sebanding dengan serta dengan biaya yang lebih ekonomis jika dibandingkan dengan levofloxacin selama 10 hari pada terapi sequensial.adalah sebanding antara kelompok.


Referensi: Alessandro Federico, Gerardo Nardone. Efficacy of 5-Day Levofloxacin-Containing Concomitant Therapy in Eradication of Helicobacter pylori Infection. Gastroenterology 2012:143(1): 55-61.


Minggu, 01 Juli 2012

Varenicline Bermanfaat untuk Ketergantungan Rokok

Varenicline merupakan obat dari kelas yang baru untuk menghentikan kebiasaan merokok. Varenicline merupakan agonis parsial alfa-4β2 nicotinic acetylcholine receptor (nAChR) dan agonis penuh pada alfa-7 nAChR. Adiksi nikotin dimediasi oleh stimulasi dari alfa-4β2 nACgR pusat oleh nikotin, yang menyebabkan terlepasnya dopamine, sehingga pada akhirnya menimbulkan efek yang menyenangkan dengan merokok. Studi terbaru yang dilakukan oleh Dr. Williams dan kolega yang dipublikasikan dalam  Journal Clinical of  Psychiatry tahun 2012, diketahui bahwa vareciline juga memberikan manfaat untuk mengurangi kertergantungan rokok.
Penelitian ini merupakan penelitian yang berlangsung selama 12 minggu, dengan metode acak, tersamar ganda, dan multisenter. Penelitian yang berlangsung sejak tanggal 8 May 2008 hingga 1 April 2010 ini melibatkan 127 perokok (≥ 15 batang rokok/hari) yang dengan DSM-4 telah dikonfirmasi mengalami gangguan schizophrenia atau schizoaffective. Para subyek penelitian ini menerima varenicline atau plasebo dengan rasio 2:1.

Hasil keluaran primer penelitian ini adalah keamanan dan tolerabilitas dari penggunaan varenicline yang dinilai dengan melihat frekuensi efek samping dan tingkat skor pada the Positive and Negative Syndrome Scale dan skala psikiatri lainnya dari sejak awal penelitian hingga 24 minggu sesudahnya. Abstinence (periode tidak merokok) ditentukan dengan tidak merokoknya pasien selama 7 hari setelah minggu ke-12 dan ke-24, dan diverifikasi dengan kadar karbon monoksida.

Sebanyak 84 pasien menerima varenicline dan 43 pasien menerima plasebo. Pada minggu ke-12 (akhir masa pemberian obat) 16/84 pasien yang menerima varenicline (19,0%) memenuhi kriteria berhenti merokok dibandingkan dengan 2/43 (4,7%) pasien yang menerima plasebo (p =0,046). Pada minggu ke-24, sebanyak 10/84 (11,9%) pasien yang menerima varenicline dan 1/43 (2,3%) pasien yang menerima plasebo, memenuhi kriteria berhenti merokok (p =0,090). Jumlah keseluruhan efek samping pada kedua kelompok serupa, dengan tidak adanya perubahan bermakna dari gejala schizophrenia atau pada tingkat mood dan ansietas. Tingkat pemikiran bunuh diri 6,0% pada kelompok yang menggunakan varenicline dan 7,0% pada kelompok yang menerima plasebo (p =1,0). Ada satu usaha bunuh diri yang dilakukan oleh pasien yang menggunakan varenicline dengan riwayat sebelumnya yang sama (usaha bunuh diri).

Kesimpulan yang ditarik oleh para peneliti adalah bahwa varenicline dapat ditoleransi dengan baik, dengan tidak adanya bukti eksaserbasi dari gejala-gejala psikosisnya, dan penggunaan varenicline ini juga berkaitan dengan penghentian merokok yang lebih tinggi dibandingkan dengan plasebo pada minggu ke-12. Dari hasil penelitian ini peneliti menyatakan bahwa varenicline merupakan terapi penghentian merokkok yang sesuai untuk pasien dengan gangguan schizophrenia atau gangguan schizoaffective.(SFN)

Referensi: Williams JM, Anthenelli RM, Morris CD, Treadow J, Thompson JR, Yunis C, et al. A randomized, double-blind, placebo-controlled study evaluating the safety and efficacy of varenicline for smoking cessation in patients with schizophrenia or schizoaffective disorder. J Clin Psychiatry.2012;73(5)

Delima, Si Buah Eksotis Pencegah Kanker Payudara

Pencegahan adalah obat yang paling baik. Hal ini berlaku juga untuk penyakit kanker. Pengaturan pola makan serta gaya hidup sehat masih menjadi perlindungan utama dari penyakit yang satu ini. Salah satu buah yang sejak dulu berkhasiat sebagai anti kanker adalah buah delima atau pomegranate (Punica granatum).
 
Buah delima selain memiliki aktivitas anti oksidan dari kandungan polifenolnya yang tinggi  ternyata memiliki  mekanisme pencegahan kanker yang lain oleh urolithin, suatu anti aromatase dari senyawa ellagitannin yang banyak dimiliki oleh buah delima. Tim gabungan yang berasal dari Beckman Research Institute of the City of Hope dan University of California-Los Angeles di California berusaha untuk mempelajari aktivitas urolithin ini.

Pada delima, aromatase adalah enzim yang mampu mengubah androgen menjadi estrogen, suatu faktor penting dalam pembentukan kanker payudara. Sementara ellagitannin merupakan salah satu senyawa polifenol dengan kandungan cukup tinggi. Di dalam tubuh, ellagitannin akan terhidrolisis menjadi ellagic acid, yang selanjutnya akan dikonversi oleh bakteri di usus menjadi senyawa urolithin. 

Dalam kesimpulan hasil penelitian tim gabungan tersebut yang dipublikasikan di jurnal Cancer Prevention Research pada tahun 2010 ini, urolithin terbukti menghambat aktivitas aromatase sehingga menghambat proliferasi sel kanker payudara secara in vitro. Walaupun hasil ini perlu dibuktikan secara in vivo, namun hasil penelitian awal ini dapat memberikan gambaran potensi yang dimiliki buah delima untuk mencegah kanker payudara. Karena itu tunggu apa lagi

Referensi: Cancer Prev Res; 3(1);108–13.

Sumber: http://www.kalbemed.com/News/tabid/229/id/1681/Delima-Si-Buah-Eksotis-Pencegah-Kanker-Payudara.aspx