Senin, 08 Desember 2008

AKUT ABDOMEN

Definisi
Akut abdomen adalah suatu keadaan perut yang dapat membahayakan penderita dalam waktu singkat jika tidak dilakukan tindakan yang cepat dan tepat.


Causa Akut Abdomen
1. Radang Akut
- Divertikulitis - Appendicitis Akut
- Kholesistitis Akut - Salpingitis Akut
- Pancreatitis Akut - Peritonitis Akut
2. Trauma pada perut
- Trauma Tumpul : perdarahan dalam perut
Rupture lien, hepar, ren
Perforasi usus
- Trauna Tajam : luka tusuk, luka tembak
3. Tumor intraabdomen
4. Obstruksi
- Hernia incaserata
- Kholelitiasis
- Sumbatan vasa mesenterica
- Ileus mekanik ec. Invaginasi, volvulus, streng ileus
5. Perforasi
- Ulkus ventrikuli perforate
- Typhus abdominalis perforasi
6. Torsi
- torsi vesica fellea - torsi kista ovarii bertangkai
- torsi testis - torsi omentum
7. Kelainan Kongenital
- atresia ani letak rendah / tinggi

Diagnosa Akut Abdomen
1. Anamnesa
 Sakit/nyeri
Abdominal pain merupakan keluhan utama.
Abdominal pain ada 2 :
a. visceral pain
Nyeri yang disebabkan karena terdapat rangsangan pada organ atau struktur dalam rongga perut. Rasa sakitnya bersifat kolik atau intermitten. Letak dari nyeri visceral ini tidak dapat ditunjukkan secara tepat.
Saluran cerna yang berasal dari usus depan (foregut) yaitu lambung, duodenum, system hepatobilier, dan pancreas menyebabkan nyeri di epigastrium.
Saluran cerna yang berasal dari usus tengah (midgut) yaitu usus halus sampai pertengahan colon tranversum menyebabkan nyeri disekitar umbilicus.
Saluran cerna yang berasal dari usus belakang (hindgut) yaitu dari pertengahan colon sampai sigmoid menimbulkan nyeri di perut bagian bawah.
b. somatic pain
Nyeri yang disebabkan karena rangsangan pada bagian yang dipersarafi oleh saraf tepi. Pasien dapat menunjukkan dengan tepat lokasi nyerinya. Nyeri bersifat terus menerus (continous).
Yang perlu diperhatikan adalah :
- sifat rasa sakit
- penjalaran rasa sakit
- letak rasa sakit
- waktu atau sebab timbulnya rasa sakit
 Obstipasi/Konstipasi/Diare
Obstipasi : gangguan evakuasi feses dan isinya (termasuk udara)
Konstipasi : terhambatnya defekasi dari kebiasaan defekasi normal (jarang, jumlah feses berkurang, feses keras dan kering).
 Kembung
Kembung atau distended adalah keadaan dimana dinding perut lebih tinggi dari pada xypopubic line.
 Muntah
Keluarnya kembali makanan yang sudah menyentuh dinding lambung. Terjadin karena adanya rangsangan pada peritoneum. Pada peradangan intraabdominal yang awal, terjadi muntah tanpa disertai oleh mual. Pada proses lanjut timbul rasa mual. Yang harus diperhatikan pada muntah :
- Cepat tidaknya timbul muntah
- Banyak sedikitnya muntah
- Macam muntah yang dikeluarkan
- Bau muntahan
Selain hal-hal diatas perlu diperhatikan :
- adanya darah pada feses, kemungkinan : invaginasi, divertikulitis, tumor ganas, colitis ulserativ.
- Riwayat laparatomi, SC

2. Pemeriksaan Fisik
Abdominal sign
 Inspeksi
- meteorismus
- darm counter
- darm steifung
- tumor
- dilatasi vena
- benjolan
 Auskultasi
- dengarkan gerakan peristaltic usus
- bila suara usus tidak terdengar (silent abdomen) menandakan terjadinya peritonitis atau ileus paralitik
- bila terdengan suara usus seperti borborygmi dan metallic sound sebagai tanda ileus mekanik
 Perkusi
- untuk mengetahui adanya massa atau cairan intra abdominal
 Palpasi
- perhatikan adanya distensi, defans muscular, nyeri tekan, adanya massa, hernia
 Rectal Toucher
- untuk mengetahui causa ileus mekanik, invaginasi, tumor, appendikuler infiltrate
- dilakukan dengan cara bimanual

3. Pemeriksaan laboratorium dan foto rontgen
 Pemeriksaan darah :
- darah lengkap
- hematokrit
- protrombin time
- kadar ureum darah
- kadar gula darah
- elektrolit (Na,K)
 Pemeriksaan urine :
- ketonuria pada asidosis
 Pemeriksaan Rontgen abdomen 3 posisi :
- untuk mengetahui adanya sumbatan dan letaknya

Penanganan Akut Abdomen
Keberhasilan tergantung dari dokter pemeriksa pertama. Dokter harus dapat menegakkan diagnosa secepat mungkin dengan tepat sehingga dapat ditentukan langkah selanjutnya :
- perlukah tindakan operasi
- waspada kemungkinan dilakukan operasi
- tentukan seawall mungkin
- konsultasi pada ahli yang berwenang melakukan operasi
- persiapkan penderita untuk operasi dengan cara :
- perbaiki K.U.
- mengatasi shock
- menyediakan darah
- tidak memberikan terapi untuk gejala akut abdomen yang akan mempersulit penanganan selanjutnya
- bila diperlukan tindakan operasi jangan lupa buat infprm consent dengan keluarga pasien

Penanganan Awal :
Koreksi cairan dan elektrolit
Koreksi asam basa
Koreksi temperature atau suhu
1. Oksigenasi dengan pemberian O2 3-4 lt/mnt
2. Pasang infuse, berikan terapi cairan.
3. Pasang DC untuk mengetahui urin outputnya
4. Bila didapat tanda-tanda syok seperti : nadi > 100x/mnt, P sistolik < 100mmHg, akral dingin, berikan cairan infuse kristaloid 1000 – 2000 ml/jam. Syok teratasi bila nadi < 100 x/mnt, P sistolik > 100mmHg, akral hangat dan urine output > 0,5 ml/kgBB/jam.
5. Koreksi asam basa
6. Bila dicurigai ileus lakukan dekompresi dengan pasang NGT atau lavement, puasakan pasien, beri antibiotic broadspektrum.




Peritonitis
 Gejala Peritonitis :
- Demam
- Mual
- Muntah
- Kembung
- Cegukan
- Nyeri perut
- BAB dan Flatus (-)
 Px Fisik :
- Inspeksi : facies hipocrates (tulang pipi menonjol, pipi cekung, mata cekung), lidah kotor dan kering, nafas cepat dan dangkal, perut distensi.
- Auskultasi : suara usus tidak ada, peristaltic (-), silent abdomen
- Palpasi : nyeri tekan difus, defans muscular
- Perkusi : nyeri ketok, hipertimpani, redup hepar menghilang
 Px radiologis :
Terdapat gambaran air fluid level
 Penanganan :
- koreksi cairan dan elektrolit
- oksigenasi
- koreksi asam basa
- Antibiotik massif
- Koreksi suhu
- Bila peritonitis sekunder terapi causa dasarnya.


ILEUS

Definisi
Gangguan pasase makanan di dalam usus yang menyebabkan makanan tidak dapat bergerak di dalam usus.

Macam Ileus
1. Gangguan Mekanis : Ileus Mekanik
Disebabkan karena gangguan mekanik berupa sumbatan sehingga terjadi obstruksi. Ada 3 stadium :
- Partial Ileus : obstruksi terjadi sebagian sehingga makanan masih bisa lewat, dapat flatus/ defekasi sedikit.
- Simple Ileus : terjadi sumbatan total tapi belum terjadi gangguan vaskularisasi dinding usus.
- Ileus Strangulasi : ileus disertai distensi usus dibagian proksimal sumbatan dan vaskularisasi dinding usus terjepit (strangulasi)
2. Gangguan Persyarafan : Ileus Neurogenik
Gangguan pada saraf parasimpatis S2-S4. ada 2 ;
- Adinamik/Ileus paralitik (proses radang kelelahan)
- Dinamik/Ileus Spastika : karena kontraksi yang terlalu kuat dan terjadi secara bersamaan. Penyebabnya : rangsangan saraf yang berlebihan, keracunan, neurasteni, histeri
3. Gangguan Vaskularisasi : Ileus Vaskuler
Ileus ini berhubungan dengan penyakit jantung sehingga vaskularisasi dari jantung menurun dan didaerah arteri mesenterica superior ada sumbatan sehingga bagian distal arteri mesenterika tersebut terjadi iskemik.
Karena adanya thrombus/embolus pada vasa sehingga timbul iskemik, gangrene, nekrosis, bisa juga perforasi.








Ileus Mekanik / Ileus Obstruktif

Disebabkan karena gangguan mekanik berupa sumbatan sehingga terjadi obstruksi.
Causa
1. Hernia Incaserata
2. Non Hernia Incaserata :
a. Penyempitan lumen usus
Scibala, fekalith, keganasan, radang, tumor mesenterium
b. Adhesi
Radang, trauma, post laparatomi
c. Invaginasi
Hiperperistaltik usus yang menyebabkan bagian oral lebih mobil sehingga masuk ke yang anal. Bagian anal berkontraksi sehingga terjadi oedema kemudian perlengketan dan kahirnya terjadi invaginasi.
Ciri kahasnya : ada lendir darah peranus
Causanya : hiperperistaltik akibat obat-obatan, lesi organ (polipoid tumor Ca colon), factor mobilitas (bagian proximal mobil dan distal terfixir).
Gejalanya : perut kembung, flatus (-), defekasi (-), muntah-muntah, lendir darah, pada RT teraba portio Geruis.
d. Volvulus
Faktor terjadinya : segmen usus yang bergerak leluasa dan ada titik fiksasi pada segmen usus sebagai focus volvulus.
Causa : alat penggantung usus terlalu panjang, terlalu banyak divertikulum, peradangan / trauma, makanan tinggi selulose, orang tua dengan retardasi mental.
e. Malformasi usus
Pada waktu perputaran usus (minggu ke 10) terjadi pemuntiran sehingga terjadi penjepitan yang akan menyebabkan terjadinya ileus mekanik.
Diagnosis
1. Anamnesa
Keluhan : flatus (-), BAB (-), perut kembung, muntah-muntah, sakit perut intermitten.
Bila ada keluhan benjolan di lipat paha curiga hernia incaserata
Keluhan BAB dengan lendir darah curiga invaginasi
Bila timbul tak mendadak : streng ileus, radang, adhesi
Timbul mendadak : invaginasi, volvulus
2. Inspeksi
Kondisi umum : lemah, dehidrasi
Meteorismus : distensi usus proksimal
Ileus letak tinggi : sumbatan di suodenum sehingga yang kembung bagian proksimalnya
Ileus letak tengah : sumbatan di ileum
Ileus letak rendah : sumbatan di colon
Darm contour
Darm steifung
3. Auskultasi
Suara usus hiperperistalti
Borborygmi
Suara metalik
4. Palpasi
Distensi perut
Tak sakit tekan (kecuali saat hiperperistaltik)
Tak ada defans muscular (kecuali pada peritonitis)
5. Perkusi
Timpani di seluruh perut terutama di sub diafragma
6. Rectal toucher
Untuk menduga causa selain hernia, contohnya invaginasi.
7. Rontgen Foto
Foto polos abdomen 3 posisi : terlihat udara bebas sub difragma (ladder symptom)
8. Pemeriksaan laboratorium
Darah : Hb dan Hmt relative meningkat karena dehidrasi, AL meningkat.
Kimia : elektrolir menurun, Na, K, Cl menurun
Penanganan konservatif
 lakukan rehidrasi untuk mengoreksi dehidrasi
 atasi masalah asidosis, alkalosis, uremia
 oksigenasi
 dekompresi untuk mengatasi distensi usus. Tujuan dekompresi :
- menurunkan tegangan dinding usus
- memperbaiki sirkulasi dinding usus
- memperbaiki peristaltic
- memperbaiki reabsorbsi
Macam dekompresi konservatif :
- oral : NGT
- anal : lavement
 lakukan desinvaginasi untuk kasus invaginasi dengan memompa Barium in loop melalui anus sampai caecum untuk mencoba melepaskan intususeptum yang belum lama (belum ada perlekatan)
 konservatif terhadap volvulus : dengan memasukkan salin 5% dengan BA in loop pada sigmoid, dengan proctotube yang demasukkan dari anus.
 Bila tindakan konservatif gagal segera lakukan laparatomi untuk mengatasi causanya sehingga keadaan menjadi lebih baik.







Ileus Neurogenik

Ileus Paralitik
1. Anamnesa :
Gejala : kondisi umum lemah
Dehidrasi
Flatus (-)
BAB (-)
Muntah-muntah
Perut kembung
Riwayat sakit thypus
2. Inspeksi :
Terlihat adanya tanda-tanda dehidrasi
Meteorismus (perut kembung)
3. Auskultasi :
Silent abdomen
Peristaltic (-)
4. Palpasi :
Distensi dinding perut
Nyeri tekan (-)
Defans muscular (-) kecuali terjadi peritonitis
5. Perkusi :
Hipertimpani
6. Foto roentgen :
Udara di seluruh usus
7. Causa :
Terbanyak adalah thypus abdominalis perforasi
Peritonel irritation
Ekstra peritoneal irritation (trauma abdomen)
Systemic metabolic imbalance (gangguan elektrolit hypokalemi, shock, uremia, DM)
Neurogenik (lesi syaraf pd fraktur vertebra, fracture kosta bagian bawah)
Lain-lain : ileus mekanik, ileus vascular, obat-obatan (antihipertensi)
8. Komplikasi :
Dehidrasi
Iskemi sehingga bisa menyebabkan necrose usus
Jepitan vasa
9. Penanganan :
Konservatif : rehidrasi
Koreksi gangguan elektrolit
Koreksi asam basa
Antibiotic massif
Obat-obatan spasmodic untuk memacu peristaltic (pilokarpin, acetil kolin, fisostigmin)
Sesuai dengan causanya
Hindari komplikasi
Tidak boleh melakukan lavement
Penanganan operatif bila konservatif gagal.

Ileus Spastik
1. Proses :
Terjadi kontraksi spastic yang kuat pada beberapa tempat di dinding usus secara bersamaan sehingga makanan tidak bisa lewat. Biasanya pada colon.
2. Gejala :
- perut distensi/kaku/keras (tapi bukan defans muscular)
- suara usus kuat (+)
- peristaltic (-)
- perut sakit pada saat spasme
3. Causa :
- neurogenik (rangsangan kuat parasimpatis S2-4)
- keracunan Pb
- neurasteni
- trauma
- kolik ginjal
- corpus alienum
4. Penanganan :
Hilangkan causanya :
- keracunan Pb berikan anti dotumnya
- histeri berikan sedative
- kolik berikan spasmolitik


Ileus Vaskular

Causa
- akibat adanya sumbatan pada cabang-cabang mesenterica superior ataupun inferior.
- Mempunyai hubungan dengan penderita jantung (miokar infark, atrium fibrilasi, thrombus dan embolus)
Komplikasi
- perdarahan karena thrombus yang emnyebabkan vasa yang tersumbat pecah
- keluarnya lendir darah peranus
Penanganan
- atasi shock
- tindakan operatif dengan reseksi segmen usus dan mesenteriumnya. Tidak perlu mengambil trombusnya.

1 komentar:

  1. permisi, saya ngopi untuk nambah ilmu... makasih banyak...

    BalasHapus