Dexmedetomidine adalah golongan alpha-2-adrenergic agonist yang poten, serta memiliki efek sedatif, analgesik, dan menghilangkan kecemasan tanpa menimbulkan depresi napas. Penggunaan dexmedetomidine dapat menurunkan penggunaan obat sedatif atau analgesik tradisional, serta menimbulkan rasa tenang, nyaman, dan kooperatif. Berdasarkan efektivitas yang baik pada dewasa, dexmedetomidine sekarang dipertimbangkan untuk dipergunakan pada pasien anak.
Sebuah studi yang diikuti 120 pasien anak dengan usia 5-14 tahun yang akan menjalani tonsilektomi dengan anestesi inhalasi sevoflurane untuk menilai efektivitas dexmedetomidine pada anak. Secara acak pasien anak dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu kontrol, kelompok konsentrasi dexmedetomidine rendah, dan kelompok konsetrasi dexmedetomidine tinggi dan menerima plasebo atau 0,5 μg/kgBB (loading dose) selama 10 menit dan dilanjutkan dengan infus pemeliharaan 0,2 μg/kgBB selama pembedahan atau 1 μg/kgBB (loading dose) selama 10 menit dan dilanjutkan dengan infus pemeliharaan 0,4 μg/kgBB selama pembedahan.
Hasil studi menunjukkan bahwa tingkat kejadian emergence agitation lebih tinggi secara bermakna pada kelompok plasebo dibandingkan dengan kelompok yang mendapatkan konsentrasi dexmedetomidine tinggi ketika ekstubasi (p<0,05). Selain itu, terdapat perbedaan bermakna antara ketiga kelompok pada skor VAS ketika ekstubasi dan 5-10 menit setelah ekstubasi (p <0,05).
Simpulannya, dexmedetomidine aman dan efektif dalam menurunkan tingkat kejadian emergence agitation dini pada anak pascatonsilektomi dengan anestesi inhalasi sevoflurane. Dosis yang direkomendasikan adalah 1 μg/kgBB (loading dose) selama 10 menit dan dilanjutkan dengan infus pemeliharaan 0,4 μg/kgBB selama pembedahan. (MAJ)
Referensi:
- Reiter PD, Pietras M, Dobyns EL. Prolongad dexmedetomidine infusions in critically ill infants and children. Indian Pediatr. 2009;46:767-73.
- Meng QT, Xia ZY, Luo T, Wu Y, Tang LH, Zhao B, et al. Dexmedetomidine reduces emergence agitation after tonsillectomy in children by sevoflurane anesthesia: A case-control study. Int J Pediatr Otorhinolaryngol. 2012; DOI: 10.1016.j.ijporl.2012.03.028.
0 komentar:
Posting Komentar