Lebih dari separuh populasi penduduk Amerika menggunakan suplemen harian. Suplemen yang sering digunakan yaitu multivitamin karena dipercaya akan mencegah dan sebagai terapi penyakit kronik, misalnya kanker. Selain multivitamin, anti-oksidan juga sering digunakan untuk mencegah kanker dan penyakit jantung. Tetapi pada pasien dengan kanker, anti-oksidan digunakan untuk membantu penyembuhan dan mencegah rekurensi. Studi menunjukkan bahwa sampai dengan 81% dari cancer survivor menggunakan suplemen harian, dan 14-32%-nya mulai menggunakan setelah didiagnosis.
American Institute for Cancer Research (AICR) merekomendasikan diet rendah lemak, banyak mengkonsumsi buah-buahan, sayur-sayuran, dan produk whole-grain; dan memiliki makronutrien yang cukup serta vitamin dan mineral untuk mempertahankan kesehatan yang baik untuk cancer survivor. Selama pasien dengan kanker mendapat kemoterapi atau radiasi, pasien sering mengalami mual, muntah, diare, dan hilangnya nafsu makan sehingga terjadi penurunan asupan harian dan penurunan berat badan.
Vitamin dan mineral tampaknya penting diberikan tetapi ternyata tidak selalu penting diberikan. Yang menjadi concern yaitu suplemen harian (dengan/atau tanpa properti anti-oksidan) mungkin mempengaruhi efikasi terapi kanker. Penggunaan suplemen harian selama terapi kanker masih kontroversial. Suplemen harian dengan anti-oksidan mungkin aman dan efektif dalam meningkatkan respons terhadap kemoterapi dan memperbaiki kualitas hidup dengan menurunkan efek sampingnya. Sebaliknya, terdapat argumen yang menunjukkan penggunaan suplemen anti-oksidan selama kemoterapi mengganggu proses oksidatif DNA seluler dan membran sel yang penting untuk obat tersebut bekerja.
Argumen lainnya yaitu apoptosis sel tumor meningkat dengan adanya reactive oxygen species (ROS) dalam jaringan dan proses ini diperlambat dengan adanya anti-oksidan.Mengkonsumsi suplemen harian dengan kandungan nutrien dengan anti-oksidan yang melebihi Dietary References Intake (DRI) tidak direkomendasikan selama mendapat kemoterapi karena kandungan yang tinggi memiliki efek samping dan menganggu efikasi terapi.
Berikut ringkasan pengggunaan suplemen pada pasien dengan kanker:
Studi
|
Hasil
|
J Clin Oncol. 2010;28:4354-63 (n= 1.038)
Pasien dengan kanker kolon stadium III, mendapat kemoterapi adjuvan. Pasien melaporkan menggunakan multivitamin selama dan 6 bulan setelah kemoterapi adjuvan.
|
Penggunaan multivitamin selama dan setelah kemoterapi adjuvan tidak berkaitan secara bermakna dengan perbaikan outcome pada pasien dengan kanker kolon stadium III. Penggunaan multivitamin juga tidak memperbaiki toksisitas saluran cerna derajat 3 atau lebih.
|
Cancer Epidemiol Biomarkers Prev. 2010;20(2):262-71 (n= 4.877)
Pasien dengan kanker payudara invasif. Penggunaan suplemen vitamin selama 6 bulan pertama setelah diagnosis dan selama terapi kanker.
|
Penggunaan suplemen vitamin mungkin berkaitan dengan menurunnya risiko mortalitas dan rekurensi.
Limitasi: tidak terdapat informasi lengkap mengenai dosis suplemen vitamin, tidak terdapat informasi diet yang lengkap.
|
Am J Epidemiol. 2006;163:645-53 (n= 1.455)
Pasien dengan kanker payudara. Pasien mendapat ginseng setelah didiagnosis kanker atau sebelum didiagnosis kanker.
|
Risiko mortalitas menurun pada pengguna ginseng secara rutin. Sedangkan pada pengguna ginseng setelah didiagnosis kanker, berkaitan positif dengan skor kualitas hidup.
Limitasi: tidak dapat menyingkirkan adanya penggunaan obat komplementer lain, informasi berupa laporan pasien sendiri (ada kemungkinan bias).
|
Cancer Control 2005;12(3):149-57
Tinjauan literatur mengenai herbal yang digunakan pasien kanker
|
Suplemen yang berbeda memiliki aktivitas anti-platelet, berinteraksi dengan corticosteroid & obat pada sistem saraf pusat, memiliki manifestasi pada saluran cerna, bersifat hepatotoksik & nefrotoksik, menghasilkan efek aditif jika digunakan dengan analgesik opioid.
|
J Clin Oncol. 2008;26(4):665-73 (n= 32 trial)
Tinjauan sistematik penggunaan vitamin & mineral setelah didiagnosis kanker
|
14-32% dari cancer survivor menggunakan suplemen setelah didiagnosis kanker. Sampai dengan 68% dokter unaware mengenai penggunaan suplemen pada pasiennya. Masih diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai kaitan antara penggunaan suplemen dengan toksisitas terapi, rekurensi, survival, dan kualitas hidup untuk mendukung penggunaan suplemen pada pasien kanker dan survivor.
|
Int J Cancer 2009;125:1155-60 (n= 2.997)
Pasien wanita dengan kanker solid mendapat suplemen cod liver oil atau suplemen lain
|
Penggunaan cod liver oil harian sepanjang tahun berkaitan dengan penurunan risiko kematian pada pasien dengan kanker solid dan dengan kanker paru. Penggunaan suplemen lain harian atauoccasional juga berkaitan dengan penurunan risiko kematian. Masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengklarifikasi kaitan ini.
|
AICR (2003) merangkum mengenai pemberian suplemen harian selama terapi kanker sebagai berikut:
• Suplementasi diet pasien kanker yang menjalani terapi dengan anti-oksidan tunggal atau kombinasi melebihi RDA (Recommended Dietary Allowance) atau AI (Adequate Intake) tidak dapat direkomendasikan aman atau efektif.
• Penggunaan anti-oksidan dalam kadar yang tinggi sebagai satu-satunya terapi tidak dianjurkan karena berbahaya bagi sel normal via efek pro-oksidan atau mungkin memberi manfaat untuk sel kanker.
• Belum terdapat evidence yang kuat mengenai penggunaan suplementasi vitamin E pada pasien yang menjalani kemoterapi atau terapi radiasi.
• Pasien kanker sebaiknya mengikuti diet reasonable dengan kebutuhan vitamin C sesuai RDA atau tidak melebihi 2 kali jumlahnya.
• Pasien tidak boleh mengkonsumsi β-karoten dalam jumlah besar.
• Belum terdapat evidence yang cukup untuk saat ini mengenai rekomendasi selenium.
• Kurangnya informasi mengenai interaksi anti-oksidan meningkatkan concern untuk merekomendasikan kombinasi anti-oksidan yang sembarangan.
• Belum terdapat informasi yang cukup untuk rekomendasi produk soy. Suplemen yang mengandung soy isoflavone tidak direkomendasikan karena kadarnya lebih tinggi dari yang didapat dari makanan.
• Pasien kanker dan orang sehat dapat mengkonsumsi asam lemak tidak jenuh sesuai AI.
• Vitamin D3 tidak dapat direkomendasikan pada pasien kanker.
• Suplemen multivitamin harian sesuai dengan DRI dapat digunakan secara aman sebagai bagian dari nutrisi sehat yang mencakup 5-10 saji buah dan sayur harian.
Sebagai kesimpulan, pasien kanker menggunakan suplemen setelah didiagnosis kanker. Penggunaan suplemen pada pasien kanker masih kontroversial, di mana pada beberapa studi dengan skala besar menunjukkan hasil yang positif tetapi literatur lain menunjukkan hasil yang negatif. Penggunaan suplemen dengan anti-oksidan diduga mengganggu terapi yang diberikan untuk kanker. Masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk melihat manfaat suplemen dan interaksi dengan obat lain. (HLI)
Referensi:
1.Ng Kimmie, Meyerhardt JA, Chan JA, Niedzwiecki D, Hollis DR, Saltz LB, et al. Multivitamin use is not associated with cancer recurrence or survival in patients with stage III colon cancer: Findings from CALGB 89803. J Clin Oncol. 2010;28:4354-63.
2.Norman HA, Butrum RR, Feldman E, Heber D, Nixon D, Picciano MF, et al. The role of dietary supplements during cancer therapy. J Nutr. 2003;133:3794S-99S.
3.Nechuta S, Lu W, Chen Z, Zheng Y, Gu K, Cai H, et al. Vitamin supplement use during breast cancer treatment and survival: A prospective cohort study. Cancer Epidemiol Biomarkers Prev. 2010;20(2):262-71.
4.Cui Y, Shu XO, Gao YT, Cai H, Tao MH, Zheng W. Association of ginseng use with survival and quality of life among breast cancer patients. Am J Epidemiol. 2006;163:645-53.
5.Kumar NB, Allen K, Bell H. Perioperative herbal supplement use in cancer patients: Potential implications and recommendations for presurgical screening. Cancer Control 2005;12(3):149-57.
6.Velicer CM, Ulrich CM. Vitamin and mineral supplement use among US adults after cancer diagnosis: A systematic review. J Clin Oncol. 2008;26(4):665-73.
7.Skeie G, Braaten T, Hjartaker A, Brustad M, Lund E. Cod liver oil, other dietary supplements and survival among cancer patients with solid tumours. Int J Cancer 2009;125:1155-60.
0 komentar:
Posting Komentar